Rival (Ficlet)

rival

 

Author : KimsKimi (@tikkixoxo_96)

Genre : Angst, Teenage Romance

Rate : G

Length : Ficlet

Cast :

  • Kai/Kim Jong In (EXO)
  • Song Hanna (OC)

CrePic: Belongs to me :)

 

~Rival~

“Aku muak !”

“Apa hebatnya itu? Berhentilah !”

YAA!!!”

Jong In mendengus kesal karena ulah Song Hanna. Apa mau dibuat, begitulah Hanna. Dia sama sekali tidak perduli dengan laki-laki dihadapannya sekarang. Diabaikan atau tidak pun Jong In tetap menyebalkan dimata Hanna. Laki-laki berisik dengan sejuta bualan yang dia punya sehingga mereka sering bertengkar. Hanna sedang lelah menghabiskan energinya untuk meladeni pria playboy seperti Kim Jong In. Diam adalah pilihan terbaik .

“Perhatikan aku ketika sedang bicara.”

Hhaish! YA!

Jong In menutup paksa laptop Hanna dan mengambilnya dari Hanna. Harusnya Jong In tak melakukan itu, Jong In dalam bahaya besar sekarang. Gadis berambut ikal pirang itu masih terdiam membisu sementara Kim Jong In sudah pergi keluar dari café tempat mereka bertemu. Tangan Hanna mengepal, di seruputnya kopi yang Ia pesan dan meremuk gelas kopi itu. Jong In akan mati ditangan Song Hanna. Status Kim Jong In akan berubah menjadi musuh terbesar Song Hanna dalam sejarah hidup gadis itu. Dia benci sekali dengan orang yang mengganggu kerjanya, belum lagi Jong In mengambil laptop Hanna secara tiba-tiba dan pergi begitu saja. Padahal Jong In tahu, laptop itu bagian hidup Hanna dan tak seorang pun boleh menyentuhnya apalagi Kim Jong In.

“Hentikan kaki kotormu itu !”

Jong In mendengar kata Hanna dan mengikutinya. Dia berbalik dan memamerkan senyum manis khas dirinya. Dia mengangkat laptop Hanna, “Jadi hanya karena ini kau mengejarku? Ck, mudah sekali.”

Hanna berjalan mendekati Jong In . Tinggi tubuh mereka yang berbeda terpaksa membuat Hanna mengangkat kepalanya. Tatapan tajam mata Hanna sekarang tak akan dilupakan oleh Jong In, gadis itu benar-benar mengerikan. Tapi Kim Jong In tetap berlagak berani, dia tidak mungkin menjatuhkan harga dirinya di depan gadis seperti Hanna. Apalagi hubungan mereka kurang baik.

“Kembalikan.”

“Huh? Apa?”

“Kembalikan.” Ucap Hanna menekan intonasi suaranya.

Jong In memasang mimik muka bingung, “Hm..coba ulangi. Aku tidak bisa mendengar jelas perkataan mu, pendek.”

Hanna menggigit kecil bibir bawahnya, “Aku sudah meminta itu secara baik-baik. Jangan buat aku menjadi kasar.”

“Ow! Aku takut.. kau bercanda kan? Jujur, aku suka leluconmu Song Hanna, kau yang terbaik.”

BRUK

Kini Jong In jatuh tersungkur oleh tendangan Hanna. Laptop Hanna masih dalam pelukan Jong In, dia mengaduh kesakitan tapi tetap tidak mau memberikan laptop itu kepada Hanna.

“Dengar, aku tidak akan memberikan ini. Karena kau akan mengabaikan ku lagi, aku tidak suka itu!”

Gadis itu hanya bersikap tidak perduli, dia berdiri diatas tubuh Jong In yang terjatuh. “Memang apa hak mu? Kau itu siapa, hah?!”

Hanna mengambil paksa laptop miliknya, berusaha dia menyingkirkan tangan Jong In yang memeluk laptopnya. Beruntung keadaan taman sedang sepi, jika tidak mungkin mereka berdua sudah dibawa ke pos polisi terdekat. Hanna menginjak kaki Jong In sekuat tenaga agar Jong In mau melemahkan pegangannya terhadap laptop Hanna. Setelah berhasil mendapatkan barang miliknya, Hanna beranjak bangkit. Sialnya, kaki Hanna dicengkram kuat oleh Jong In. Dia menendang badan Jong In, dan yah.. Jong In tak melepasnya juga malah semakin kuat cengkramannya.

YA! Lepaskan aku dari tangan menjijikan mu itu!”

“Tidak, sebelum kau juga membantu ku pulang.”

“Huh?”

“Kau tidak dengar apa kataku? Bantu aku berdiri juga! Atau kulaporkan pada Mino hyung, adik perempuannya berkelakuan kasar lagi.”

Kepalan tangan Hanna berubah menjadi uluran tangan untuk Kim Jong In. Laki-laki tengil menyebalkan ini selalu menggunakan nama Song Minho–oppa Hanna jika dia sedang terdesak, dan mengancam Hanna.

“Ugh, kau berat sekali. Menyusahkan ku saja.” Ucap Hanna sinis.

“Ini perbuatan mu juga bukan, coba kau minta secara manis. Aku pasti akan memberikannya padamu.”

Hanna mendelik, dia menghentikan perjalanan mereka menuju apartemen mereka. “Kau ini bodoh atau apa, aku sudah memintanya secara baik-baik. Kau malah bilang aku bercanda, mau mu apa sekarang Kkamjong?!”

Jong In hanya diam. Seperti tak mendengar perkataan Hanna barusan, Jong In malah melihat apartemen keluarganya dan apartemen keluarga Hanna yang selisih satu lantai.

“Lihat, kau bahkan tidak bisa menjawabku kan? Hah, sudah jelas bahwa ini salah mu.”

Aniya. Sepenuhnya ini salahmu. Karena kau aku begini.”

Merasa kesal, Hanna menggigit tangan Jong In. “Aww!! YA!” seru Jong In.

“Kau hobi sekali bertengkar denganku? Apa tidak bosan?”

“Tidak. Sebaliknya aku sangat menyukainya, dan itu menarik.”

“Aku akan mengabaikan mu mulai sekarang. “

Mereka kembali berjalan, gadis bertubuh pendek itu sedikit kesusahan membantu Jong In untuk sampai ke apartemen keluarganya. Saat hampir menaiki tangga apartemen, Jong In lah yang berhenti dan membuat Hanna keheranan.

“Aku lelah sekali hari ini, jangan paksa aku bertengkar dengan mu Kim Jong In.”

Dia kembali menarik tangan Jong In, “Cukup sampai disini.”

“Eeh?” Hanna semakin heran dengan tingkah Jong In.

Laki-laki itu kembali berdiri dengan posisi sempurna. Dia tidak seperti sebelumnya, Jong In kelihatan benar-benar sehat dan tidak apa-apa. Hanna sedikit terkejut. Dia ingin sekali mengutuki Jong In, tapi segera diurungkan niatnya karena dia janji untuk tak berdebat lagi dengan Jong In. Mereka berdiri berhadapan, Jong In mendekati Hanna dan membuat gadis itu terpojok ke dinding.

Hanna menghela nafas, “Sudahlah, aku bilang jangan buat aku bertengkar dengan mu lagi. Aku ingin istirahat sebentar sebagai rival mu. Sekarang dan seterusnya, anggap kita tidak saling kenal.”

Kedua sorot mata itu beradu, Jong In tetap diam tanpa bicara apapun. Dan ini tak seperti biasanya sehingga Hanna merasa sedikit janggal dengan kelakuan rival masa kecilnya ini. Di raihnya tangan Hanna, menunduk kan kepalanya sedikit dan menautkan bibir mereka. Gadis itu berusaha meronta, tapi Jong In benar-benar mengunci perlawanannya sekarang Hanna pun tak bisa bergerak. Tanpa Ia sadari, jantungnya berdebar kencang karena ciuman Jong In. Ini bukan yang pertama memang, tapi dia hanya merasa aneh. Detak jantungnya tak pernah terasa begitu kencang, sampai membuat Hanna membalas ciuman Jong In. Laki-laki urakan itu melepas ciumannya dari Hanna, dia tersenyum.

“Ayo kita buat semua ini jelas. Bertengkar dengan mu hanya sebuah alasan bagiku untuk bisa bicara denganmu. Aku tidak keberatan kau menganggapku sebagai rival. Tapi, tapi.. aku tidak mau kau mengabaikan ku, aku tidak bisa. Aku, tidak ingin menjadi orang asing untukmu, tepatnya aku ingin jadi seorang yang istimewa untuk mu. Apa kau terlalu bodoh untuk sadar tentang ku?”

Suasana hening menyelimuti mereka. Jong In meraih kepala berambut ikal pirang itu. Memberi sebuah ciuman di puncak kepala Hanna.

“Aku cinta kamu, Song Hanna.”

====================

Apakah ada kelanjutannya? Entahlah. Happy reading SR !!

4 thoughts on “Rival (Ficlet)

  1. Sheila Nadira says:

    Kurang panjang sebenernya ini tapi its ok its love lah
    Btw kayaknya butuh sequel juga kayaknya menggantung banget soalnya end nya

    Like

Leave a comment