Last Fantasy

Last Fantasy

Author: KimsKimi^^

Genre: Romance, Fantasy,Gaje?

Length: Ficlet yg terjadi dalam waktu 1 jam -__-

Rate: T

Poster : @tikkixoxo_96

Cast:

  • Taeyang BIGBANG
  • Shin Jee Hee

Dis: Niru jalan ceritanya MV IU yang baru rilis hari ini-Last Fantasy.. dan FF ini kupersembahkan buat Chandri onni.. tapi ini bukan ff req mu lho onn.. cuma pengganti (?)  sementara doang..

Oh ya.. ini post an perdana ku di blog ini.. yang baca harap komennya ya ^^ itu juga kalo mau bias nya selamat..hehe.. Happy reading ^.^

 

+++++

 

 

Malam dingin akhir bulan November, saat salju putih berturunan, cuaca yang selalu menjadi sedingin es, dan saat yang tepat untuk menyalakan perapian.

Seorang gadis berjalan menyusuri tempat kerja nya, dia berhenti sejenak didepan sebuah papan tulis hitam. Ada semacam gambaran kalender di papan tulis itu, diambilnya sebuah kapur berwarna pink lalu melingkari tiap angka di kalender papan tulis itu.

Tangan nya terus melingkari setiap angka termasuk angka 1, ya angka satu yang berarti satu hari lagi.. entah apa artinya , tapi yang jelas angka itu sangat berharga bagi si gadis.

Dia tersenyum kecil lalu pergi menuju ruangan yanga berada di atas sana. Laki-laki itu terbaring mungkin bisa dikatakan tidur atau mungkin juga bisa dikatakan tidak sadarkan diri lagi. Gadis itu mengahampiri laki-laki yang sedang terbaring itu dan duduk tepat disampingnya.

“…. Oppa, kapan kau akan bangun? Aku rindu padamu Taeyang oppa, aku ingin kita bisa bermain bersama lagi oppa”  ucap gadis itu sambil memandangi wajah laki-laki yang dipanggilnya Taeyang oppa .

Sesekali ia bermain bersama seekor anjing berwarna hitam putih untuk mengusir rasa bosannya. Ia sebenarnya tidak akan pernah bosan menjaga laki-laki itu. Karena dia mencintainya.

“Haahh.. sebaiknya aku kembali bekerja lagi, because the break time it’s over ! Ayo Boss kita kembali ini membuat mesin waktu nya” ajak gadis itu pada peliharaan nya.

 

Ia kembali duduk dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

 

Tuk..tuk..tuk..

 

Suara palu kecil terdengar nyaring dan memenuhi seluruh rumah. Gadis itu benar-benar bekerja keras untuk membuat benda yang bisa menyadarkan Taeyang , laki-laki yang sebenarnya adalah kekasih dari gadis itu. Terkadang ia berhenti dan menatap foto ia dan kekasihnya, lalu setelah puas melihat serta mengingat kekasihnya Taeyang ia kembali bekerja.

Guk..guk..guk…

“Ah.. Boss? Ada apa?”

Guk..guk..guk…

Dia menoleng (?) kecil melihat peliharaanya bertingkah aneh, tidak biasanya peliharaannya begini. Akhirnya ia pun mengikuti peliharaannya  ke sebuah miniatur mainan kereta api.

“Disini? Memang ada apa?”

Guk..guk..guk…

Ia pun melihat kedalam miniatur mainan kereta api itu dan…

Zzingg…

Dalam sekejap gadis itu menghilang dan sudah masuk kedalam miniatur mainan kereta api itu.

“Omo.. a..aku.. aku didalam mainan ini??” pekiknya tidak percaya.

Karena sekarang dirinya tengah berada di Fantasy Express kereta mainan kecil yang tiba-tiba bisa mengangkutnya ke dalam.

“Ini mimpi atau apa? Apa ini sebuah ke ajaiban? Atau hanya fantasi ku?” Gadis itu tidak berhenti bertanya meskipun ia tahu tidak akan ada yang menjawab pertanyaannya.

Kakinya berjalan pelan menuju jendela yang tertutup rapat, ditempelkannya kedua tangannya di depan jendela.

Sekilas ia melihat sebuah bayangan dirinya dan kekasihnya Taeyang. Mereka saling bersender satu sama lain lalu dengan cepat Taeyang mengeggam tangannya. Antara percaya dan tidak percaya, tapi itu lah yang ia lihat sekarang.

“ Aku harap itu segera terjadi, aku harap Taeyang oppa segera sadar… I hope..” gumamnya pelan sampai membuat kaca jendela ang ia tempeli ber embun.

Saat ia menutup mata dan kembali membukanya ia bisa melihat bayangan yang berbeda. Taeyang seperti sedang berbalik ingin pergi tapi segera berhenti, lalu kembali kepadanya. Terlihat sebuah senyuman bahagia di wajah gadis itu.

Tentu saja ia sangat mengaharapkan itu menjadi nyata.

 

Zzingg…

 

Sinar yang menyilaukan membuat ia jadi menutup matanya. Tidak disangka ia kembali ke dunia nyata , tidak lagi berada didalam Fantasy Express.

“Fantasy.. tapi aku harap itu bisa menjadi nyata”

Segera ia berlari menuju kamar kekasihnya, dan menceritakan semua kejadian yang barusan ia alami kepada Taeyang. Di dekatkannya kepalanya pada Taeyang,memandang wajah Taeyang lebih dekat dari memperhatikan setiap struktur wajah Taeyang yang sangat tampan.

Agak jahil memang tapi tangannya memainkan bulu angsa di wajah Taeyang. Berharap mungkin laki-laki itu segera bersin karena dia melakukan ini. Tapi sia-sia laki-laki itu tidak pernah bangun.

“Mungkin dengan benda itu oppa akan segera sadar.. Tunggulah oppa aku akan segera menyelesaikannya untukmu”  kata gadis itu pada Taeyang sambil mengambil sebuah pulpen dan menggambar jam di pergelangan  tangan kekasihnya.

Sebelum ia mengambil keputusan besar dan beresiko untuk memisahkan dia dan Taeyang selamanya.

Biar ini menjadi kenangan terakhir.

“Goodbye..oppa… aku yakin satu hari kita pasti bertemu lagi. Jangan pernah lupakan aku dari hidupmu oppa.. Bye.. Saranghae” pesan gadis itu sebelum beranjak meninggalkan orang yang sangat dicintainya .

Gadis itu mengambil beberapa kunci utama untuk menjalankan benda yang selama ini telah bersusah payah ia buat. Mesin waktu.

“Boss.. ayo kita masuk dan pergi..” dia menggendong anjing peliharaannya yang berwarna hitam-putih itu untuk masuk kedalam Mesin waktu yang telah ia buat.

“Apa kau yakin Shin Jeehee? Kalau kau menggunakannya, maka hanya kecil kesempatan mu untuk bertemu kembali dengan Taeyang oppa..” suara hatinya yang menolak bilang seperti itu.

Tapi tidak dengan hati kecilnya “Aku yakin.. aku yakin dengan keputusan yang kubuat, pasti suatu hari nanti ditempat yang berbeda aku akan kembali bertemu dengan Taeyang oppa. Karena Jeehee sudah berjanji dengan Taeyang oppa” ucapnya terakhir kali sampai ia menghidupkan mesin waktu itu.

Sesekali ia kembali melihat Taeyang sebelum menjalankan mesin waktunya. Untuk meyakinkan dengan semua hal yang akan terjadi padanya.

 

Tek..Klik..Tek..Klik..

 

Wush…wush..wush…

 

Mesin waktupun berputar sangat cepat dan menimbulkan efek cahaya yang sangat…sangat menyilaukan mata gadis itu. Tapi Jeehee berusaha membuka matanya , ia berusaha tidak takut . Jeehee yakin dengan yang  ia lakukan.

“Saranghae..oppa”

 

191231

 

Tepat diangka itu mesin waktunya berhenti. Memang mesin waktunya masih terus berputar dengan Jeehee didalamnya.

Mata Taeyang terbuka perlahan masih menatap lurus atap rumahnya, dan seperti mencari sesuatu yang sangat penting ia segera bagkit dari tidurnya. Taeyang merasakan sesuatu yang aneh selamaia tidak ada.

“Jeehee..kemana dia? Aku seperti mendengar dia barusan.. Jeehee” panggilnya tapi sayang tiak ada satu sahutan pun dari gadis yang ia panggil.

Wush…wush…wush…

“Apa itu? Benda itu kenapa mengeluarkan cahaya dan tidak berhenti berputar?”

“T..tu…tunggu… Mesin waktu? Apa ini benda yang Jeehee maksud.. mesin waktu? Untuk menyadarkanku? Lalu Jeehee? Dia?” semua pertanyaan itu terus keluar dari kepala Taeyang saat melihat benda itu berhenti.

Tidak sengaja dipegangnya pergelangan tangannya disitu ia melihat sebuah gambar jam yang hampir memudar.  Tanpa sadar air matanya menetes..

“Nado saranghae..Jeehee”

 

 

***

 

 

-Debauve & Gallais-

 

Laki-laki itu memperhatikan jam yang ia kenakan di bagian depan pergelangan tangan nya. Ia sekarang berada di sebuah toko unik yang menjual segala macam.

“Ini tuan barang anda..” ucap gadis pelayan toko itu.

Dia tertegun saat melihat tampang gadis itu, benar-benar mirip dengan kekasihnya yang hilang demi dirinya. Shin Jeehee.

Gadis itu hanya terdiam bingung dan menyerahkan belanjaannya. Ia pun segera mengambil belanjaannya dari tangan gadis itu .

“Gamsahamnida” kata nya singkat lalu berbalik pergi.

 

Cririring…

 

Suara bel berbunyi menahan langkahnya agar tidak pergi. Ia terpaku sebentar lalu mengalihkan pandanganya kepada gadis yang melayani nya tadi. Gadis berambut pendek sebahu itu menoleh padanya dan ikut berpandangan secara lama. Mereka menyadari sesuatu yang terlupakan..

Mereka pun sama-sama mengeluarkan senyuman.

“Shin Jeehee”

“Taeyang Oppa”

 

 

END

2 thoughts on “Last Fantasy

Leave a comment